Sejak ribuan tahun lalu bangsa Yunani sudah mengenal olahraga dalam arti yang paling sederhana. Mereka melakukannya untuk kepentingan pasukan perang atau kemiliteran. Dengan berolahraga diharapkan para prajurit akan tangkas dan sigap dalam bertempur. Olimpiade yang paling awal konon sudah diselenggarakan bangsa Yunani purba pada 776 Sebelum Masehi. Kegiatan itu diikuti seluruh bangsa Yunani dan dilangsungkan untuk menghormati dewa tertinggi mereka, Zeus. Zeus bermukim di Gunung Olympia atau Olympus yang kemudian dipakai sebagai nama Olimpiade hingga sekarang.
Awalnya olimpiade hanya berlangsung di Yunani kuno sampai akhirnya pada tahun 393 M Olimpiade kuno ini dihentikan oleh Kaisar Romawi Theodosius. Olimpide kemudian dihidupkan kembali oleh seorang bangsawan Perancis, Pierre Fredy, Baron de Courbertin pada tahun 1896.
Baron Pierre de Coubertin adalah seorang pemikir dari Prancis. Ia mengangkat kembali semangat Olimpiade kuno di zaman modern untuk menggaungkan persaudaraan dan perdamaian di antara bangsa-bangsa di dunia seperti yang pernah dikatakannya. "The most important thing in the Olympic Games is not winning but taking part, just as the most important thing in life is not the triumph but the struggle. The essential thing in life is not to have conquered but to have fought well.
Sebagai pemrakarsa Olimpiade modern Baron Pierre de Coubertin diangkat menjadi Bapak Olimpiade modern. Ia juga yang merancang lambang olimpiade yang digunakan hingga kini. Lambang tersebut sangat sederhana yaitu berupa lima cincin berukuran sama yang saling bertautan satu sama lain. Mengetahui riwayat Olimpiade modern dan daftar panjang prestasi kontroversi di dalamnya menjadi menarik bahwa dari lambang dan bentuknya sangat sederhana itu kini terkandung makna yang luar biasa kaya. Olimpiade juga merupakan kesempatan besar bagi kota dan negara tuan rumah untuk menampilkan diri kepada dunia.
Pertandingan Olimpiade (bahasa Perancis: les Jeux olympiques, JO) adalah ajang olahraga internasional empat tahunan yang mempertandingkan cabang-cabang olahraga musim panas dan musim dingin serta diikuti oleh ribuan atlet yang berkompetisi dalam berbagai pertandingan olahraga. Olimpiade merupakan kompetisi olahraga terbesar dan terkemuka di dunia, dengan lebih dari 200 negara berpartisipasi.
Awalnya, Olimpiade hanya berlangsung di Yunani kuno sampai akhirnya pada tahun 393 M Olimpiade kuno ini dihentikan oleh Kaisar Romawi, Theodosius. Olimpiade kemudian dihidupkan kembali oleh seorang bangsawan Perancis bernama Pierre Frèdy Baron de Coubertin pada tahun 1896. Dalam kongres pada tahun 1894 yang diselenggarakan di Paris, didirikanlah Komite Olimpiade Internasional/ International Olympic Committe (IOC) dan ibu kota Yunani, Athena dipilih sebagai tuan rumah Olimpiade modern pertama tahun 1896. Selanjutnya, sejak tahun 1896 sampai sekarang, setiap empat tahun sekali Olimpiade Musim Panas senantiasa diadakan kecuali tahun-tahun pada masa Perang Dunia II. Edisi khusus untuk olahraga musim dingin. Olimpiade Musim Dingin, mulai diadakan pada tahun 1924. Awalnya Olimpiade Musim Dingin diadakan pada tahun yang sama dengan Olimpiade Musim Panas, namun sejak tahun 1994 Olimpiade Musim Dingin diadakan setiap empat tahun sekali, dengan selang waktu dua tahun dari penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas.
Evolusi yang dilakukan oleh IOC selama abad ke-20 dan 21 telah menyebabkan beberapa perubahan pada penyelenggaraan Olimpiade. Beberapa penyesuaian dilakukan, termasuk penciptaan Olimpiade Musim Dingin untuk olahraga es dan salju, Paralimpiade untuk atlet dengan kekurangan fisik dan Olimpiade Remaja untuk para atlet remaja. Dalam perkembangannya, Olimpiade telah menghadapi berbagai tantangan, seperti pemboikotan, penggunaan obat-obatan, penyuapan dan terorisme. Olimpiade juga merupakan kesempatan besar bagi kota dan negara tuan rumah untuk menampilkan diri kepada dunia.
Di Indonesia, Olimpiade yang sering dikenal dan secara rutin diikuti adalah Olimpiade Musim Panas. Indonesia sendiri pertama kali berpartisipasi pada Olimpiade Helsinki 1952 di Finlandia, dan tak pernah absen berpartisipasi pada tahun-tahun berikutnya, kecuali pada tahun 1964 dan 1980.
2. Sejarah Olimpiade
Olimpiade kuno
Sejak ribuan-tahun lalu bangsa Yunani sudah mengenal olahraga dalam arti yang paling sederhana. Mereka melakukannya untuk kepentingan pasukan perang atau kemiliteran. Dengan berolahraga diharapkan para prajurit akan tangkas dan sigap dalam bertempur. Olimpiade yang paling awal konon sudah diselenggarakan bangsa Yunani kuno pada tahun 776 Sebelum Masehi. Kegiatan itu diikuti seluruh bangsa Yunani dan dilangsungkan untuk menghormati dewa tertinggi mereka, Zeus. Zeus bermukim di Gunung Olimpus yang kemudian dipakai sebagai nama Olimpiade hingga sekarang. Olimpiade kuno juga diselenggarakan setiap empat tahun, para olahragawan terbaik dari seluruh Yunani berdatangan ke arena di sekitar Gunung Olimpus. Mereka bertanding secara perorangan, bukan atas nama tim. Para atlet yang akan bertanding terlebih dulu berlatih keras selama sepuluh bulan di daerah masing-masing. Dulu, di Yunani sering terjadi perang saudara, namun ketika pesta olahraga berlangsung, pihak yang bertikai melakukan gencatan senjata. Siapa yang melanggar konsensus akan dikenakan denda. Bangsa Sparta pernah diharuskan membayar denda karena melanggar gencatan senjata selama Perang Peloponnesus. Menjelang pertandingan, panitia pelaksana menyembelih babi kurban.
Saat ini di wilayah Olympia, Yunani terdapat sekelompok bangunan kecil dan gelanggang di alam terbuka. Sisa-sisa puing gelanggang latihan itu merupakan peninggalan arkeologis yang dilestarikan pemerintah Yunani. Pada pesta Olimpiade kerap terjadi perjanjian perdamaian atau persekutuan antar bangsa. Juga timbul berbagai kegiatan transaksi. Barang-barang yang dijajakan antara lain anggur, makanan, jimat, dan benda-benda ibadah. Olimpiade kuno mempertandingkan cabang-cabang atletik seperti lari, loncat, dan lempar. Ada juga pacuan kuda dan pacuan kereta. Karena aturannya belum baku, para penonton sering terkena lemparan batu atau ditabrak kereta kuda para peserta.
Di Olympia juga masih dijumpai batu-batu yang merupakan pijakan olahraga lari. Pijakan batu itu disusun sedemikian rupa agar para pelari bisa mendapat ruang gerak ke kiri dan ke kanan. Pada saat start para pelari harus menempatkan telapak kaki pada batu-batu pijakan itu. Ada pula panel-panel tentang lomba lari khusus membawa perisai. Lomba ini banyak disukai penonton karena dianggap lucu. Pembukaan Olimpiade selalu diwarnai lomba kereta dengan empat kuda. Sekitar 40 kereta dijajarkan dalam kandang di gerbang keluar. Jarak yang ditempuh hampir 14 km, yakni 12 kali pulang pergi antara dua tiang batu yang ditancapkan di tanah. Berbeda dengan Olimpiade modern, dulu mahkota kemenangan tidak diberikan kepada sais atau joki, melainkan kepada pemilik kereta dan kuda yang umumnya orang-orang kaya. Orang kaya yang haus kehormatan biasanya mengirim paling sedikit tujuh kereta kuda untuk mengikuti perlombaan.
Berbagai pertandingan dalam Olimpiade kuno boleh dikatakan serba keras. Para pelari berpacu secepat-cepatnya tanpa memakai alas kaki. Para penunggang kuda berlomba habis-habisan tanpa pelana atau sanggurdi. Para peloncat membawa pemberat yang diayun-ayunkan untuk menambah dorongan maju. Olahraga yang terkeras adalah pankration, yakni perpaduan antara gulat dan tinju gaya tradisional. Para atlet boleh menyepak atau mencekik lawan, yang tidak diperbolehkan adalah memijit mata, menggigit, dan mematahkan jari. Fairplay benar-benar diperhatikan para atlet. Beberaba artefak purba memperlihatkan adegan tinju antara dua atlet. Pemenang adu tinju adalah pihak yang dapat memukul kepala lawan. Pihak yang kalah harus mengacungkan jari tanda mengaku kalah.
Olimpiade kuno hanya boleh ditonton dan diikuti oleh para pria. Sebab para atlet harus bertanding dengan tubuh telanjang, kecuali untuk kesempatan khusus, seperti lomba kereta kuda. Mereka berbusana beraneka ragam untuk menunjukkan status sosial si pemilik kereta dan kuda. Bagi orang Yunani telanjang merupakan cara paling sesuai untuk berolahraga. Mereka bangga kalau memiliki tubuh yang atletis. Pemenang pertandingan mendapatkan mahkota dedaunan, seperti daun zaitun liar sebagai pengganti medali. Kadang-kadang sang juara diarak masuk kota melalui sebuah lubang yang dibuat khusus pada tembok kota. Mereka dielu-elukan di jalan kota dan disambut pembacaan puisi. Penghargaan lain kepada olahragawan berprestasi berupa pembebasan dari pajak dan mendapat makanan gratis. Beberapa kota juga memberikan bonus uang dalam jumlah besar. Bahkan di kota kediaman pemenang didirikan patung mereka. Banyak patung batu dan perunggu masih tersisa sampai kini dan itulah hadiah paling abadi milik sang juara. Salah satu bagian cabang atletik yang masih tetap dikenal hingga kini adalah maraton, yakni perlombaan lari sejauh kira-kira 42 km.
Olimpiade mencapai puncaknya di abad ke-6 dan ke-5 SM, tetapi kemudian secara bertahap mengalami penurunan seiring jatuhnya Yunani ke tangan Romawi. Tidak ada konsensus yang menyatakan secara resmi mengenai berakhirnya Olimpiade, namun teori yang paling umum dipegang saat ini adalah pada tahun 393 M, saat Kaisar Romawi, Theodosius menyatakan bahwa semua budaya praktek-praktek kuno Yunani harus dihilangkan. Kemudian, pada tahun 426 M, Theodosius II memerintahkan penghancuran semua kuil Yunani. Setelah itu, Olimpiade tidak diadakan lagi sampai akhir abad ke-19.
Olimpiade Modern
Ajang olahraga pertama yang pelaksanaannya serupa dengan Olimpiade kuno adalah L'Olympiade de la République, sebuah festival olahraga nasional yang diadakan pada tahun 1796 sampai 1798 selama masa Revolusi Perancis. Dalam pelaksanaannya, ajang ini mengadopsi beberapa peraturan-peraturan yang berlaku dalam Olimpiade kuno. Ajang ini juga menandai diterapkannya sistem metrik ke dalam cabang-cabang olahraga.
Pada tahun 1850 sebuah Kelas Olimpiade didirikan oleh Dr. William Penny Brookes di Much Wenlock, Shropshire, Inggris. Selanjutnya, pada tahun 1859, Dr. Brookes mengganti nama Kelas Olimpiade menjadi Olimpiade Wenlock. Ajang tersebut tetap diadakan hingga hari ini. Tanggal 15 November 1860, Dr. Brookes membentuk Perkumpulan Olimpiade Wenlock.
Antara tahun 1862 dan 1867, di Liverpool diadakan ajang Grand Olympic Festival. Ajang ini dicetuskan oleh John Hulley dan Charles Melly dan merupakan ajang olahraga pertama yang bersifat internasional, meskipun atlet-atlet yang berpartisipasi kebanyakan merupakan "atlet amatir". Penyelenggaraan Olimpiade modern pertama di Athena pada tahun 1896 hampir identik dengan Olimpiade Liverpool. Pada tahun 1865, Hulley, Dr. Brookes dan EG Ravenstein mendirikan Asosiasi Olimpiade Nasional di Liverpool, yang merupakan cikal bakal terbentuknya Asosiasi Olimpiade Britania Raya. Selanjutnya, pada tahun 1866, sebuah ajang bernama Olimpiade Nasional Britania Raya diselenggarakan di London untuk pertama kalinya.
Kebangkitan Oleh Baron Pierre de Coubertin.
Semangat bangsa Yunani untuk menghidupkan kembali Olimpiade dimulai seiring dengan berlangsungnya Perang Kemerdekaan antara Yunani dengan Kekaisaran Ottoman pada tahun 1821. Ide untuk membangkitkan Olimpiade pertama kali dicetuskan oleh seorang penyair dan editor majalah bernama Panagiotis Soutsos lewat puisinya yang berjudul "Dialogue of the Dead" yang diterbitkan pada tahun 1833. Evangelis Zappas, seorang bangsawan Yunani-Rumania adalah orang yang pertama kali menulis kepada Raja Otto, menawarkan untuk mendanai kebangkitan Olimpiade. Zappas mensponsori penyelenggaraan Olimpiade pada tahun 1859 yang diselenggarakan di pusat kota Athena. Atlet-atlet yang berpartisipasi dalam ajang tersebut berasal dari Yunani dan Kekaisaran Ottoman. Zappas juga mendanai perenovasian Stadion Panathinaiko kuno agar dapat dipakai sebagai tempat penyelenggaraan Olimpiade pada tahun-tahun berikutnya.
Stadion Panathinaiko digunakan sebagai tempat penyelenggaraan Olimpiade tahun 1870 dan 1875. Sekitar Tiga puluh ribu penonton menghadiri Olimpiade pada tahun 1870 namun tidak ada catatan kehadiran resmi yang tersedia untuk penyelenggaraan Olimpiade tahun 1875. Pada tahun 1890, setelah menghadiri Olimpiade Wenlock, seorang sejarawan Perancis bernama Baron Pierre de Coubertin terinspirasi untuk mendirikan Komite Olimpiade Internasional (International Olympic Committee/IOC). Coubertin punya ide untuk menyelenggarakan suatu ajang Olimpiade internasional setiap empat tahun sekali berdasarkan ajang Olimpiade Yunani yang dibangkitkan oleh Brookes dan Zappas. Dia mempresentasikan ide ini dalam kongres pertama IOC yang berlangsung pada tanggal 16-23 Juni 1894 di Universitas Sorbonne, Paris. Pada hari terakhir kongres, diputuskan bahwa penyelenggaraan Olimpiade internasional berada di bawah naungan IOC dan penyelenggaraan pertamanya akan dilangsungkan di Athena, Yunani pada tahun 1896. Hasil kongres juga memutuskan bahwa Demetrius Vikelas dari Yunani terpilih sebagai presiden IOC pertama.
Olimpiade Musim Panas
Olimpiade Musim Panas diadakan setiap empat tahun sekali oleh Komite Olimpiade Internasional. Olimpiade ini dimulai pada tahun 1896 di Athena. Ini adalah event olahraga paling prestisius di dunia dan menampilkan cabang olahraga terbanyak dibandingkan dengan yang lainnya yaitu 28 cabang. Menjadi juara dalam Olimpiade biasanya dianggap sebagai pencapaian terbaik dalam dunia olahraga. Medali diberikan dalam setiap event, dengan medali emas untuk juara pertama, medali perak untuk juara kedua, dan perunggu untuk yang ketiga, sebuah tradisi yang dimulai sejak 1904.
Para peserta diikutkan oleh IOC untuk mewakili negara mereka. Lagu kebangsaan dan bendera mendampingi acara pengalungan medali dan beberapa negara sangat menjunjung patriotisme hingga menghitung penerimaan medali untuk setiap negara meski IOC tidak menilai hal seperti ini. Umumnya hanya negara-negara merdeka yang boleh ikut serta, namun ada pengecualian untuk beberapa negara tak berdaulat, contohnya Taiwan yang harus ikut dengan membawa nama Chinese Taipei (Taipei Tiongkok) untuk menghindari masalah-masalah tentang kemerdekaan Taiwan.
Meski merupakan ajang olahraga yang paling beraneka ragam, Olimpiade bukanlah yang paling populer. Piala Dunia sepak bola lebih ditonton masyarakat dunia seperti yang diperlihatkan melalui jumlah penonton TV.
Olimpiade Musim Panas terakhir diselenggarakan pada tahun 2012 di London, Inggris, Britania Raya mulai tanggal 27 Juli hingga 12 Agustus 2012. Berikut ini adalah cabang olahraga yang di pertandingkan di Olimpiade Musim panas: akuatika, anggar, angkat berat, atletik, berkuda, bersepeda, bisbol, bola basket, bola tangan, bola voli, bulu tangkis dayung, gulat, hoki (lapangan), judo, kano, layar, menembak panahan, panca lomba modern, sepak bola, senam, sofbol, taekwondo, tenis, tenis meja, tinju, dan trilomba.
Olimpiade 1896
Olimpiade pertama yang diadakan di bawah naungan IOC berlangsung di stadion Panathinaiko, Athena, pada tahun 1896. Olimpiade pertama ini diikuti oleh 14 negara dengan total 241 atlet yang berlaga dalam 43 pertandingan. Seperti janjinya pada Pemerintah Yunani, Zappas dan sepupunya, Konstantinos Zappas turut membantu membiayai penyelenggaraan Olimpiade 1896. George Averoff, seorang pengusaha Yunani bersedia untuk mendanai perenovasian stadion dalam rangka persiapan Olimpiade. Pemerintah Yunani juga turut menyediakan dana, berharap dana tersebut dapat diperoleh kembali melalui penjualan tiket dan dari penjualan set perangko peringatan Olimpiade pertama.
Sebagian besar atlet yang berpartisipasi dalam Olimpiade Athena 1896 berasal dari Yunani, Jerman, Perancis, dan Britania Raya. Negara-negara tersebut juga menguasai perolehan medali. Pada saat itu, wanita tidak boleh berpartisipasi. Penyelenggara menyebut kesertaan mereka tidak praktis, tidak menarik, dan tidak tepat. Sekitar 80.000 penonton hadir, termasuk Raja George I dari Yunani.
Meskipun Yunani tidak berpengalaman dalam menyelenggarakan ajang olahraga internasional dan awalnya juga mempunyai masalah keuangan, namun akhirnya berhasil mempersiapkan segalanya tepat waktu. Jumlah atlet yang berpartisipasi juga terbilang kecil jika dibandingkan dengan ukuran saat ini, namun Olimpiade 1896 merupakan keikutsertaan internasional terbesar untuk ajang olahraga pada masanya. Olimpiade tersebut pun terbukti sukses bagi rakyat Yunani.
Perubahan dan adaptasi
Setelah kesuksesan Olimpiade 1896, Olimpiade memasuki masa-masa stagnasi yang mengancam keberlangsungan ajang tersebut. Olimpiade Paris 1900 dan Olimpiade St. Louis 1904 adalah buktinya. Olimpiade Paris tidak memiliki stadion, namun ini adalah Olimpiade di mana pertama kalinya wanita diijinkan ikut serta dalam pertandingan. Olimpiade St. Louis tahun 1904 diikuti oleh 650 atlet, namun 580 di antaranya berasal dari Amerika Serikat. Hal-hal di atas menjadi dasar bagi IOC untuk melakukan perubahan pada Olimpiade. Olimpiade di tata ulang setelah diadakannya Olimpiade Interkala (disebut demikian karena Olimpiade ini adalah Olimpiade ketiga yang diadakan sebelum waktu penyelenggaraan Olimpiade ketiga) pada tahun 1906 di Athena. Olimpiade Interkala ini tidak diakui secara resmi oleh IOC dan tidak pernah diselenggarakan lagi sejak saat itu. Namun, Olimpiade Interkala yang diselenggarakan di Stadion Panathinaiko, Athena ini telah menarik minat banyak peserta secara internasional dan menghasilkan kepentingan publik yang besar, menandai kenaikan popularitas dan ukuran dari Olimpiade itu sendiri.
Olimpiade Musim Dingin
Olimpiade Musim Dingin (pertama kali diadakan di Chamonix, Perancis, pada tahun 1924) diciptakan untuk memperlombakan cabang-cabang olahraga musim dingin seperti seluncur es dan ski yang tidak bisa diperlombakan dalam Olimpiade Musim Panas. Seluncur es (tahun 1908 dan 1920) serta hoki (tahun 1920) pernah diperlombakan dalam ajang Olimpiade Musim Panas. IOC ingin memperluas daftar tersebut dengan ikut memperlombakan cabang-cabang olahraga untuk musim dingin lainnya. Pada kongres Olimpiade tahun 1921 di Lausanne, diputuskan untuk menyelenggarakan versi musim dingin dari Olimpiade. Acara bertajuk Pekan Olahraga Musim Dingin diadakan pada tahun 1924 di Chamonix, Perancis. Acara ini menjadi penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin pertama.
Pada awalnya, IOC memutuskan untuk menyelenggarakan Olimpiade Musim Dingin pada tahun yang sama dengan penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas. Tradisi ini bertahan sampai Olimpiade Musim Dingin 1992 di Albertville, Perancis. Setelah itu, sejak tahun 1994 Olimpiade Musim Dingin diadakan setiap dua tahun berselang setelah penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas. Jumlah negara yang berpartisipasi dalam Olimpiade Musim Dingin juga lebih sedikit dibandingkan Olimpiade Musim Panas, karena negara-negara yang berada di ekuator tidak mengenal olahraga musim dingin dan juga tidak memiliki fasilitas untuk olahraga tersebut.
Paralimpiade
Pada tahun 1948, Sir Ludwig Guttmann, yang bertekad untuk mempromosikan rehabilitasi prajurit yang cacat akibat Perang Dunia II menyelenggarakan pertandingan olahraga antar rumah sakit bertepatan dengan penyelenggaraan Olimpiade London 1948. Pertandingan tersebut dikenal sebagai Stoke Mandeville Games dan selanjutnya diselenggarakan setiap tahunnya selama dua belas tahun. Kemudian, dalam Olimpiade Roma 1960, Guttman membawa 400 atlet untuk berlaga dalam ajang Olimpiade Paralel, yang kemudian dikenal sebagai Paralimpiade pertama. Sejak itu, Paralimpiade telah diselenggarakan di setiap tahun penyelenggaraan Olimpiade. Dalam Olimpiade 1988, Seoul sebagai kota tuan rumah juga menjadi tuan rumah untuk penyelenggaraan Paralimpiade. Pada tahun 2001, Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Komite Paralimpiade Internasional (IPC) menandatangani perjanjian yang menjamin bahwa kota tuan rumah Olimpiade juga akan dikontrak untuk menjadi tuan rumah Paralimpiade. Perjanjian ini mulai diberlakukan dalam penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas Beijing 2008 dan Olimpiade Musim Dingin Vancouver 2010. Ketua panitia Olimpiade Musim Panas London 2012, Lord Coe, menyatakan soal penyelenggaraan Olimpiade dan Paralimpiade 2012 di London: “Kami ingin mengubah sikap publik terhadap kecacatan, merayakan kehebatan olahraga Paralimpik dan untuk menegaskan bahwa dua pertandingan ini adalah satu keseluruhan yang utuh.”
Olimpiade Remaja
Pada tahun 2010, Olimpiade menambah daftar pertandingannya dengan menyertakan Olimpiade Remaja ke dalam penyelenggaraan Olimpiade. Olimpiade Remaja ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada atlet yang berusia antara 14 sampai 18 tahun untuk berkompetisi dalam Olimpiade. Olimpiade Remaja sebenarnya sudah dicetuskan oleh Presiden IOC, Jacques Rogge pada tahun 2001 dan baru disetujui dalam Kongres IOC ke 119 pada tahun 2007. Olimpiade Remaja Musim Panas pertama diselenggarakan di Singapura pada tanggal 14-26 Agustus 2010, sedangkan Olimpiade Remaja Musim Dingin pertama diselenggarakan di Innsbruck, Austria pada bulan Januari 2012. Waktu penyelenggaraan Olimpiade Remaja ini akan lebih singkat dibanding Olimpiade yang lainnya; versi musim panasnya berlangsung selama dua belas hari, sedangkan versi musim dinginnya berlangsung selama sembilan hari. IOC mengijinkan 3.500 atlet dan 875 ofisial untuk berpartisipasi dalam Olimpiade Remaja Musim Panas, serta 970 atlet dan 580 ofisial di Olimpiade Remaja Musim Dingin. Cabang olahraga yang diperlombakan akan disesuaikan dengan Olimpiade yang lainnya, namun akan ada variasi pada beberapa cabang olahraga, misalnya tim negara campuran dan tim gender campuran serta dikuranginya beberapa cabang dan peraturan pertandingan.
Diskriminasi gender
Atlet wanita pertama kalinya diijinkan untuk ikut serta dalam Olimpiade Paris 1900, namun dalam Olimpiade Barcelona 1992, sekitar tiga puluh lima negara masih mengirimkan semua kontingen pria ke Olimpiade. Jumlah ini turun pesat selama tahun-tahun berikutnya. Pada tahun 1996, Lita Fariman adalah atlet wanita pertama yang mewakili Iran dalam Olimpiade lewat cabang olahraga menembak. Dalam Olimpiade Sydney 2000, Bahrain mengirimkan dua atlet wanita untuk pertama kalinya ke ajang Olimpiade: Fatema Hameed Gerashi dan Mariam Mohamed Hadi Al Hilli. Tahun 2004, Robina Muqim Yaar dan Friba Razayee mencatatkan diri sebagai atlet wanita pertama yang berlaga mewakili Afghanistan dalam ajang Olimpiade. Empat tahun berikutnya, Uni Emirat Arab juga mengirim atlet wanita ke Olimpiade Beijing untuk pertama kalinya: Maitha Al Maktoum (taekwondo) dan Latifa Al Maktoum (berkuda).
Hingga tahun 2010, tercatat tiga negara yang sama sekali belum pernah mengirimkan atlet wanita ke ajang Olimpiade. Negara-negara tersebut adalah: Brunei, Arab Saudi dan Qatar. Brunei cuma pernah berpartisipasi dalam tiga perayaan Olimpiade, itupun dengan jumlah atlet yang sangat sedikit. Arab Saudi dan Qatar telah berpartisipasi dalam banyak ajang dan tetap konsisten mengirim kontingen pria ke Olimpiade. Tahun 2010, Komite Olimpiade Internasional menyatakan akan "menekan" negara-negara tersebut untuk memperbolehkan dan memfasilitasi keikutsertaan atlet-atlet wanita dalam Olimpiade London 2012. Anita DeFrantz, ketua Komisi Perempuan IOC menyarankan agar negara-negara yang mencegah keikutsertaan atlet-atlet wanita supaya dilarang untuk mengikuti Olimpiade. Tak lama kemudian, Komite Olimpiade Qatar mengumumkan bahwa mereka akan mengirim empat atlet wanita dari cabang menembak dan anggar pada Olimpiade London 2012. Di Arab Saudi, hukum nasional di negara tersebut secara eksplisit memang melarang wanita untuk berlaga dalam Olimpiade.
Pada bulan Juni 2012, secara mengejutkan Kedutaan Arab Saudi di London mengumumkan akan mengirimkan atlet wanita untuk berkompetisi dalam ajang Olimpiade 2012 untuk pertama kalinya. Brunei juga mengumumkan kalau mereka akan mengirimkan atlet wanitanya ke ajang Olimpiade yang mulai berlangsung pada tanggal 27 Juli 2012 di London, Inggris. Pada akhirnya, Arab Saudi mengirim dua atlet wanita ke London (Wodjan Ali Seraj Abdulrahim Shahrkhani; judo dan Sarah Attar; lari 800-meter); Qatar 4 atlet dan Brunei satu (Maziah Mahusin; rintangan 400m). Dengan demikian, Olimpiade London 2012 menjadi Olimpiade pertama di mana kesemua negara peserta mengikutsertakan atlet perempuan dalam kontingennya.
Cabang olahraga pada Olimpiade yang menampilkan pria dan wanita berlaga secara bersamaan adalah berkuda. Tidak ada istilah "olahraga wanita" atau "olahraga pria" dalam Olimpiade. Meskipun demikian, pada tahun 2008 cabang olahraga yang diperlombakan untuk atlet pria masih lebih banyak dibanding atlet wanita. Dengan penambahan cabang tinju wanita dalam Olimpiade London 2012, diharapkan para atlet wanita akan dapat bersaing di semua cabang olahraga yang sama dengan para atlet pria.
Olimpiade masa kini
Dengan 241 atlet yang mewakili 14 negara pada tahun 1896, peserta Olimpiade terus tumbuh sepanjang tahun. Pada Olimpiade Beijing 2008, terhitung sebanyak 10.500 atlet dari 204 negara turut berkompetisi dalam Olimpiade. Sedangkan ruang lingkup dan skala dari Olimpiade Musim Dingin lebih kecil. Dalam Olimpiade Musim Dingin 2006 di Turin, Italia, cuma sekitar 2.508 atlet dari 80 negara yang berpartisipasi. Selama Olimpiade berlangsung, para atlet dan ofisial mereka tinggal di sebuah lokasi yang dinamakan "Desa Olimpiade". Desa ini dimaksudkan untuk menjadi sebuah lokasi mandiri bagi semua peserta Olimpiade. Lokasi tersebut juga dilengkapi dengan kafetaria, klinik kesehatan dan tempat ibadah.
IOC memperbolehkan pembentukan Komite Olimpiade Nasional (NOC) yang mewakili negara-negara yang tidak berdaulat namun diakui secara internasional. Akibatnya, negara-negara koloni, teritori dan dependensi diizinkan untuk berlaga di Olimpiade. Negara-negara ini termasuk wilayah seperti Puerto Riko, Bermuda, Palestina dan Hong Kong, yang semuanya berkompetisi membawa nama negara mereka sendiri meskipun secara hukum merupakan bagian dari negara lain. Pada tahun 2011, terdapat 206 NOC yang mewakili negara berdaulat dan daerah geografis lainnya. Kesemua 192 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa mempunyai Komite Olimpiade Nasional beserta 14 teritori lainnya. Sedangkan NOC lainnya yang belum diakui oleh IOC meliputi Catalan, Gibraltar Britania, Polinesia Perancis, Niue, Kosovo, Somaliland, Kaledonia Baru, Kurdistan Irak, Siprus Utara, Abkhazia , Kepulauan Faroe, Anguilla, Montserrat, dan Kepulauan Turk & Caicos.
3. Cabang olahraga
Olimpiade terdiri dari 35 cabang olahraga, 30 disiplin dan hampir 400 pertandingan. Sebagai contoh, gulat adalah olahraga Olimpiade Musim Panas yang terdiri dari dua disiplin: Greco-Roman dan Freestyle. Masing-masing disiplin diperlombakan ke dalam empat belas pertandingan untuk pria dan empat pertandingan untuk wanita, masing-masing mewakili kelas berat yang berbeda. Olimpiade Musim Panas mempertandingkan 26 cabang olahraga, sedangkan Olimpiade Musim Dingin hanya menawarkan 15 cabang olahraga untuk diperlombakan. Atletik, renang, anggar dan senam artistik adalah cabang-cabang olahraga yang tidak pernah absen diperlombakan dalam Olimpiade Musim Panas. Sedangkan ski lintas alam, seluncur indah, hoki dan seluncur es merupakan cabang-cabang olahraga yang rutin diperlombakan dalam Olimpiade Musim Dingin. Bulu tangkis, bola basket dan bola voli pada awalnya dipertandingkan sebagai cabang olahraga demonstrasi, kemudian dipromosikan sebagai cabang olahraga Olimpiade tetap. Beberapa cabang olahraga seperti tarik tambang, polo dan golf pernah dipertandingkan dalam Olimpiade sebelumnya, namun tidak dilanjutkan pada Olimpiade baru-baru ini.
Olahraga Olimpiade diatur oleh Federasi Olahraga Internasional (IF) yang dikelola oleh IOC. Saat ini terdapat 35 IF dalam Gerakan Olimpiade, mewakili masing-masing cabang olahraga yang dipertandingkan dalam Olimpiade. Ada cabang olahraga yang diakui oleh IOC tapi tidak termasuk dalam program Olimpiade seperti rugbi dan boling. Olahraga ini tidak di klasifikasikan sebagai olahraga Olimpiade, namun dapat di promosikan ke status ini. Beberapa cabang olahraga yang sama sekali belum pernah dipromosikan sebagai olahraga Olimpiade antara lain catur dan selancar.
Kongres IOC ke-112 pada tahun 2002 membatasi cabang olahraga dalam Olimpiade maksimal 28 cabang olahraga, 301 pertandingan dan 10.500 atlet. Tiga tahun kemudian, dalam kongres IOC ke-117, revisi dilakukan, yang mengakibatkan tersingkirnya softbol dan bisbol dari daftar cabang olahraga dalam Olimpiade London 2012. Karena tidak ada kesepakatan untuk mempromosikan dua olahraga tersebut, Olimpiade London berlangsung dengan hanya mempertandingkan 26 cabang olahraga. Pada pelaksanaan Olimpiade Rio de Janeiro 2016 nanti, Olimpiade akan kembali ke sistem maksimum 28 cabang olahraga dengan menambahkan rugbi dan golf ke dalam daftar.
Pemenang dan medali
Atlet atau tim yang berhasil
menempati posisi pertama, kedua dan ketiga dalam Olimpiade masing-masing
dianugerahi sebuah medali. Pemenang pertama dianugerahi medali emas, yang
betul-betul terbuat dari emas murni sampai Olimpiade Stockholm 1912, setelah itu
terbuat dari perak berlapis emas sampai sekarang. Setiap medali emas harus
mengandung setidaknya enam gram emas murni. Runner-up atau juara kedua
dianugerahi medali perak dan juara ketiga mendapatkan medali perunggu. Dalam
cabang olahraga yang memakai sistem gugur (terutama tinju), tempat ketiga
biasanya tidak ditentukan dan kedua semifinalis akan mendapatkan medali
perunggu. Dalam Olimpiade Athena 1896, hanya medali perak dan perunggu yang
diberikan. Format tiga medali ini baru diperkenalkan dalam Olimpiade St. Louis
1904. Sejak Olimpiade London 1948, urutan keempat, kelima, dan keenam diberi
sertifikat, yang selanjutnya dikenal sebagai diploma kemenangan. Kemudian,
dalam Olimpiade Los Angeles 1984, urutan ketujuh dan kedelapan juga diberi
diploma kemenangan. Dalam Olimpiade Athena 2004, penerima medali emas, perak
dan perunggu juga dikalungkan bunga zaitun.
Kota dan negara tuan rumah
Peta lokasi Olimpiade Musim Dingin. Negara-negara yang telah menjadi tuan
rumah Olimpiade sebanyak satu kali ditandai dengan warna hijau, lebih dari
sekali ditandai dengan warna biru.
Kota tuan rumah untuk Olimpiade biasanya
dipilih tujuh tahun menjelang perayaan Olimpiade. Proses seleksi dilakukan
dalam dua tahap yang memakan waktu dua tahun. Calon kota tuan rumah mengajukan
proposal ke NOC di negaranya. Jika terdapat lebih dari satu kota dari negara
yang sama mengajukan proposal ke NOC nya, maka NOC di negara tersebut biasanya
menggunakan seleksi internal, karena hanya satu kota per NOC yang dapat
diajukan ke IOC sebagai nominasi kota tuan rumah. Setelah batas waktu pengajuan
proposal kepada NOC tercapai, tahap pertama (aplikasi) dimulai dengan kota-kota
pemohon diminta untuk mengisi kuesioner tentang kriteria utama yang terkait
dengan penyelenggaraan Olimpiade. Dalam tahap ini, kota pemohon harus
memberikan jaminan bahwa mereka akan mematuhi Piagam Olimpiade dan peraturan
lainnya yang ditetapkan oleh IOC. Kuesioner yang telah diisi oleh kota pemohon
di evaluasi oleh kelompok khusus yang ditugaskan oleh IOC. Dari hasil evaluasi
ini, Dewan Eksekutif IOC memilih kota kandidat yang akan dilanjutkan ke tahap
pencalonan.
Setelah kota-kota kandidat tuan rumah
Olimpiade terpilih, mereka akan di analisis oleh Komisi Evaluasi. Komisi ini
akan mengunjungi kota-kota kandidat, mewawancarai pejabat setempat dan
memeriksa tempat-tempat yang prospektif. Selama proses wawancara, kota kandidat
juga harus menjamin bahwa mereka sanggup untuk mendanai Olimpiade. Berikutnya,
Komisi Evaluasi melaporkan hasil analisanya pada IOC sebulan sebelum keputusan
akhir diputuskan. Setelah tugas Komisi Evaluasi selesai, daftar calon
dipresentasikan dalam sidang umum IOC. Sidang umum ini diselenggarakan di suatu
negara yang tidak memiliki kota kandidat dalam pencalonan. Para anggota IOC
memberikan masing-masing satu suara untuk memilih kota tuan rumah Olimpiade.
Setelah terpilih, kota tuan rumah beserta NOC nya akan menandatangani kontrak
dengan IOC dan secara resmi dinobatkan sebagai kota tuan rumah penyelenggara
Olimpiade.
Hingga tahun 2016, Olimpiade telah diselenggarakan oleh 44 kota di 23
negara, namun sebagian besarnya adalah kota-kota di Eropa dan Amerika Utara.
Kota-kota di luar itu yang pernah menjadi tuan rumah Olimpiade terhitung hanya
delapan kota. Sejak Olimpiade Seoul 1988 di Korea Selatan, Olimpiade telah
diselenggarakan di Asia dan Oseania sebanyak empat kali, meningkat tajam
dibandingkan dengan 92 tahun sebelumnya (cuma dua kota). Rio de Janeiro menjadi
kota pertama di Amerika Selatan yang menjadi kota penyelenggara Olimpiade
(2016). Sedangkan kota-kota di Afrika tidak ada yang berhasil lolos ke tahap
pencalonan.
Amerika Serikat telah menyelenggarakan empat Olimpiade Musim Panas dan
empat Olimpiade Musim Dingin, paling banyak dibanding negara lain. Britania
Raya telah menjadi tuan rumah dua Olimpiade Musim Panas, dan menjadi tuan rumah
yang ketiga kalinya pada Olimpiade London 2012. Jerman, Australia, Perancis dan
Yunani adalah negara-negara yang telah menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas
sebanyak dua kali. Di antara kota-kota tuan rumah, hanya Los Angeles, Paris,
Athena dan London yang pernah menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas lebih
dari sekali (masing-masing dua kali). Dengan diselenggarakannya Olimpiade Musim
Panas 2012 di London, kota ini memegang rekor baru sebagai satu-satunya kota
yang telah menyelenggarakan Olimpiade Musim Panas sebanyak tiga kali.
Mengenai Olimpiade Musim Dingin, Perancis telah menjadi tuan rumah untuk
tiga Olimpiade, sementara Swiss, Austria, Norwegia, Jepang dan Italia telah
menyelenggarakan dua kali Olimpiade. Olimpiade Musim Dingin terakhir diadakan
di Vancouver, Kanada, menjadi Olimpiade Musim Dingin kedua dan ketiga secara
keseluruhan yang diselenggarakan di Kanada. Olimpiade Musim Dingin berikutnya
akan diselenggarakan untuk pertama kalinya di Rusia pada tahun 2014.
Daftar Pustaka:
Wikipedia