Seperti banyak yang di beritakan hari ini berlangsung demo taksi. Kawasan Gatot Subroto, Sudirman, dan Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, adalah beberapa di antara lokasi demo taksi tersebut.
Namun menariknya, selain menyebabkan kemacetan, demo taksi ini membuat Uber kebanjiran pesanan. Hal ini diketahui dari seorang pengguna Path bernama Winny.
Berdasarkan gambar yang diunggahnya, saat ia melakukan pemesanan muncul pesan pop-up dari aplikasi Uber yang berbunyi, "All cars are currently in use. Please check back soon! (Semua mobil saat ini sedang digunakan. Mohon coba kembali nanti!)", tapi akhirnya ia mengatakan bahwa akhirnya pesanannya di Uber diterima.
"Jarang. Pada takut kali, jadi pada ga ngambil. Ini akhirnya dapet tapi," kata Winny.
Kemudian, melalui akun Twitter resminya, Uber Jakarta memberitahukan bahwa hari ini pihaknya telah menonaktifkan fitur Surge.
"Jakarta, kami ingin membantumu beraktivitas dengan lancar. Hari ini, kami telah menonaktifkan Surge untuk membantumu sampai ke lokasi tujuan," cuit Uber.
Surge, atau lebih tepatnya Surge Pricing, adalah fitur yang akan menyala secara otomatis di jam-jam padat atau ketika armada Uber banyak dipesan, sedangkan jumlah armadanya pada saat itu sedikit. Hal ini berdampak pada kenaikan tarif beberapa kali lipat sesuai kondisi.
Untuk diketahui, demo taksi ini digelar dengan tuntutan pemblokiran Grab dan Uber. Kepada Liputan6.com, salah satu perwakilan Front Transportasi Darat, mengatakan, "Uber dan GrabCar sudah melanggar UU No. 22 Tahun 2009 tentang Angkutan Jalan Raya karena Uber dan GrabCar itu pelat hitam."
Untuk diketahui, demo taksi ini digelar dengan tuntutan pemblokiran Grab dan Uber. Kepada Liputan6.com, salah satu perwakilan Front Transportasi Darat, mengatakan, "Uber dan GrabCar sudah melanggar UU No. 22 Tahun 2009 tentang Angkutan Jalan Raya karena Uber dan GrabCar itu pelat hitam."